don't cry ketika mencintai, tak bisa menikahi

Sunday, 12 August 2007



Alangkah bahagianya jika cinta yang hendak kita bingkai dalam nuansa indah pernikahan, mendapatkan sapaan lembut, sambutan hangat serta sunggingan senyum dari dia yang kita dambakan. Namun betapa nestapanya ketika cinta tulus tersebut harus bertepuk sebelah tangan…

Saat diri berusaha menjaga kesucian hati, kebersihan pandangan serta kejernihan pikiran dari ranjau-ranjau syetan yang menjerumuskan.

Saat diri berusaha menjaga diri dari dosa, merajut tali kasih di atas cintaNya. Untuk menyempurnakan separuh agamaNya.

Rasa kecewa, sedih, frustasi serta kehilangan semangat akan dirasakan oleh mereka yang tertolak cintanya. Seolah semuanya gelap, dunia begitu sempitnya. Hanya selebar daun pisang, bahkan lebih sempit lagi. Seolah tiada lagi harga diri yg dapat dibanggakan. Tiada lagi keceriaan yg biasa dirasakan. Tiada lagi semangat yang biasanya menyertai setiap langkah kaki. Lemah dan tak ada gairah.

Mengapa dan mengapa, mengapa dia menyia-nyiakan perasaan suci ini. Bukankah tiada niatan dalam diri, kecuali untuk menjaga kesucian hati, kesucian diri, serta kebersihan pandangan dari jebakan dan tipu daya syetan?? Selalu saja mengapa..

Dan mengapa, ketika merpati sudah hampir dalam genggaman. Ketika putik sudah tinggal dipetik. Ketika segenggam asa dan kerinduan sudah terkumpul untuk mengikuti sunnahNya, mengikuti jejak RasulNya. Menjaga kesucian agamaNya. Justru Dia Yang Maha Kuasa berkehendak lain. Dia Yang Maha Menggenggam belum memberikan kesempatan ini.

Padahal yang terlintas dalam diri hanya satu. Bagaimana supaya persahabatan ini tidak dimanfaatkan oleh syetan. Bagaimana supaya persahabatan ini tidak membuatNya murka. Bukankah niat kita sudah suci dan tulus. Namun mengapa cinta yang kita tanam harus bertepuk sebelah tangan.

Tertolaknya cinta memang menyakitkan. Namun, boleh jadi merupakan titian menuju proses pendewasaan. Menjadi pribadi penuh potensi. Melangkah lebih pasti dengan sejuta prestasi! Penasaran?

Hadapilah kenyataan!
Tertolaknya cinta kita. Padahal kita sudah menyempurnakan ikhtiar. Disamping doa juga usaha. Istikharah pun mungkin tiap malam. Sampai airmata bercucuran. Dan sepertinya memang dialah yang terbaik buat kita. Dialah yang akan menjadi pendamping hidup kita. Dialah yang sering menghantui mimpi-mimpi kita. Dialah yang senantiasa hadir dalam setiap langkah kita. Kitapun telah berupaya semaksimal mungkin. Namun ternyata dirinya tidak bersedia atau menolak cinta kita. Janganlah kita menyalahkan siapapun. Apalagi sampai menyesal terhadap apa yang telah kita lakukan. Jangan ampe deh!

Sebuah penyesalan yang tiada artinya. Sebuah keputusan yang tiada gunanya. Sebuah kekecewaan yang tanpa makna jika kita sampai melakukannya. Dr. Aidh Al Qarni menyatakan, jangan bersedih atas sesuatu yang tidak pantas disedihkan. Hadapilah kenyataan. Ujian dan cobaan bisa jadi adalah karunia.

Ketika Menghadapi situasi dan kondisi seperti itu, langkah yang dapat kita lakukan diantaranya adalah:

Pertama mencari gantinya. -kalau memang kita betul-betul siap dan sudah mampu untuk menikah- seseorang yang telah disediakan oleh-Nya. Bertebaranlah di atas bumi ini. Bukankah dunia begitu luas. Alam pun begitu lapang. Tentu saja niatnya harus diluruskan dan tidak membabi buta. Kalau hanya sekedar bertujuan menunjukkan eksistensi atau lampiaskan kekecewaan, lebih baik kita urungkan saja.

Nanti tidak berkah lho!

Kedua terus memperbaiki diri. Istilahnya Salim Fillah, Kerenkan Diri. Untuk lebih detail, insyaAllah akan kita temukan pada bab selanjutnya. Sabar ya?

Ketiga dengan mempersembahkan sebuah karya yang indah. Yang, kalau bisa akan terus dikenang oleh sejarah. Yang menjadikan indikasi bahwa penolakan cintanya menjadikan diri kita lebih. Bahkan semakin berprestasi. Sehingga bukan lagi rasa kecewa ataupun sakit hati lagi yang akan kita lontarkan padanya. Tapi sebuah ungkapan terima kasih yang tulus karena telah membantu merubah diri ini menjadi lebih berprestasi.

"If you think you can so you can" kata seorang tokoh motivasi. Man Jadda Wajada kata pepatah arab. Jika kau bersungguh-sungguh niscaya kau akan berhasil. Katakanlah,
Aku masih mampu berdiri
Aku pasti bisa berprestasi
Akan kupersembahkan sebuah karya indah
Yang akan senantiasa dikenang oleh sejarah
Yes, I can

Posted by hAiRiL/spiderman_pink at 23:31  

0 comments:

Post a Comment