Mendekatkan Diri Kepada Allah
Monday, 21 July 2008
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ
Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmulah kamu dikembalikan (QS 45: 15).
Kesuksesan hidup manusia di dunia dan akherat tergantung kepada amalnya sendiri. Ketika dia berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah, maka Allahpun akan mendekat kepada-Nya. Rasulullah saw memberitakan bahwa kalau kita mendekat kepada Allah sejengkal, maka Allah akan mendekat kepada kita sehasta. Keselamatan manusia dari siksa api neraka tergantung kepada kedekatan hubungannya dengan Allah. Sedang kedekatannya dengan Allah tergantung pada seberapa jauh dia mengenal Allah. Pepatah mengatakan "tak kenal maka tak sayang". Orang yang bermujahadah untuk mengenal Allah maka kemanfaatannya akan kembali kepada dirinya sendiri (QS 29: 6), antara lain dengan munculnya rasa hormat dan sikap taat kepada-Nya. Oleh karena itu yang pertama perlu kita lakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah adalah berusaha mengenal Allah dengan ilmu. Kita pelajari ayat-ayat qauliyah untuk memahami sifat-sifat Allah. Kita pelajari ayat-ayat kauniyah untuk memahami kekuasaan dan keagungan Allah. Ayat-ayat itu kita fahami, kita resapi, dan kita hayati sehingga menjadi keyakinan di dalam hati. Jangan sampai seperti kaum muda yang lemah akal, yang dikisahkan oleh Bukhari dan Muslim bahwa Rasulullah saw bahwa mereka membaca Al Qur'an, tetapi tidak melewati kerongkongan. Mereka tidak mengambil manfaat dari apa yang mereka baca.
Yang ke dua adalah dengan cara mempertebal keimanan. Perbanyaklah merenung memikirkan betapa kecilnya manusia ini, sebaliknya betapa besarnya kekuasaan Allah. Tidak layak manusia yang kecil dan lemah ini durhaka kepada Allah yang menguasai jagad raya. Perbanyaklah mengingat mati dan fahami betul usia kita di dunia ini hanya sebentar, sebaliknya kehidupan akheratlah yang kekal. Rugi sekali kalau hidup kita yang pendek di dunia ini harus berlanjut dengan siksa neraka yang kekal selama-lamanya di negeri akherat. Baik dan buruknya akhlak kita tergantaung tebal dan tipisnya iman kita kepada Allah dan hari akhir. Rasulullah saw memberitakan bahwa iman itu bertambah dan berkurang. Kita harus bermujahadah untuk menambah tebalnya iman dan tidak membiarkan iman kita berkurang, sehingga membahayakan kehidupan akherat kita.
Yang ketiga untuk mendekatkan diri kepada Allah kita perlu memperbanyak amal shaleh dan meninggalkan amal thaleh. Pembiasaan diri dalam beramal shaleh akan merubah karakter kita yang jelek menjadi baik, yang malas menjadi rajin, yang kikir menjadi dermawan, dst. Kita biasakan untuk mengutamakan amal dari pada teori. Mengutamakan bekerja dari pada berleha-leha. Mendahulukan karya nyata dari pada sekedar berbicara. Amal-amal shaleh yang kita lakukan itu akan menjadi umpan balik (feed back) yang bermanfaat untuk mentarbiyah hati kita (QS 45: 15). Seseorang yang selalu menjaga kelemah lembutan tutur katanya, kehalusan budi pekertinya dan kesalehan amalnya, hatinyapun akan diwarnai dengan kelemah lembutan dan kasih sayang. Amal-amal shaleh yang dilaksanakan dengan mujahadah dan istiqamah akan mendekatkan dirinya kepada Allah. Disamping itu memperbanyak amal shaleh dan meninggalkan amal thaleh dapat kita pergunakan sebagai wasilah di saat kita memerlukannya. Rasulullah saw pernah memberitakan adanya 3 orang pemuda yang terperangkap di dalam sebuah goa. Dua orang di antara mereka berwasilah dengan amal shaleh dan seorang berwasilah dengan membatalkan amal thaleh, yakni mengurungkan niat untuk berzina.
Yang ke empat senantiasa menjaga diri untuk bergaul dengan orang shaleh, yakni orang yang selalu menjaga kehormatan Allah dan kehormatan diri mereka sendiri dalam setiap tutur kata dan perbuatan. Mereka suka saling menasehati dalam hal kebenaran, kesabaran, dan kasih sayang. Mereka akan saling membantu untuk beramal shaleh dan bertakwa. Mereka akan saling bantu-membantu menjauhkan diri dari perbuatan tercela. Amal mereka hanya ditujukan untuk mendapatkan keridloan Allah saja. Allah mengingatkan agar jangan sampai kita berpaling dari mereka karena mengharapkan keuntungan dunia (QS 18: 28). Akhlak seseorang akan lebih terjaga ketika dia bersama-sama dengan mereka.
Yang terakhir kita dapat mendekatkan diri dengan berdoa kepada Allah dan minta didoakan oleh orang-orang shaleh. Allah mendengar orang yang mendoa kepada-Nya dan akan mengabulkan doa (QS 2: 186) asalkan dia memenuhi syarat-syaratnya. Hadirkan Allah dalam seluruh aspek kehidupan kita, baik dalam suka maupun duka. Tumpahkan air mata duka di hadapan-Nya dan adukan semua persoalan yang membelit kepada-Nya. Hanya kepada Allah kita memohon ampunan dan hanya kepada-Nya kita meminta pertolongan. Allah menyukai orang yang berdoa kepada-Nya dan menganggap orang yang tidak pernah berdoa sebagai orang yang sombong. Namun yang perlu difahamai adalah jangan sampai kita terjebak meminta doa kepada orang yang sudah mati, meskipun semasa hidupnya mereka terkenal sebagai orang shaleh. Amal mereka sudah terputus oleh kematian, mereka tidak bisa lagi berbuat apa-apa untuk diri mereka sendiri, apalagi untuk kita.