Taqwa

Monday, 31 March 2008

DR. Abdullah Nashih Ulwan

Dalam Q.S. Al Anfaal: 29

“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu ´´furqaan´´ dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar“

Dan dalam Q.S. Al Hadid: 28
“Hai orang-orang ynag beriman, bertaqwallah kepada Allah dan beriman kepada Rasul-Nya niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu bisa berjalan dan dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang“

Jika kita renungkan ayat tersebut diatas, maka dengan TAQWA kepada Allah, Allah akan:
1. Memberikan furqaan kepada orang mu´min, yang dengannya kita dapat membedakan antara yang haq dan yang bathil
2. Mengahapuskan segala kesalahan-kesalahan kita
3. Mengampuni dosa-dosa kita
4. Memberikan cahaya yang akan menerangi kehidupan kita, sehingga kita akan selalu mendapatkan jalan keluar yang baik dr setiap permasalahan yang dihadapi

Hakikat Taqwa
Taqwa lahir dari konsekuensi logis dari keimanan yang kokoh, keimanan yang selalu dipupuk dengan Muroqobatullah, mersa takut terhadap murka dan adzab-Nya, dan selalu berharap limpahan karunia dan maghfirah-Nya. Atau seperti yang didefinisikan para ulama: Taqwa adalah hendaklah Allah tidak melihat kamu berada dalam larangan-larangan-Nya dan tidak kehilangan kamu dalam perintah-perintah-Nya.

Jalan untuk mencapai Taqwa
1. Muáhadah (Mengingat perjanjian)

“Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji….“ (Q.S.An Nahl: 91)
Yaitu perjanjian seperti yang terdapat didlm Q.S. Al A´raf: 172 dan Al Fatihah: 5


2. Muroqobah (Merasakan kesertaan Allah)
“Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (u/ shalat) dan melihat pula perubahan gerak badanmu diantara orang-orang yang sujud“ (Q.S. Asy Syura: 218-219)

Dan dalam Hadist tentang Ihsan:
“Hendaklah kamu beribadah kepada Allah seolah-olah kamu melihat-Nya dan jika memang kamu tidak melihatNya, maka sesungguhnya Allah melihat kamu“

Ibadah yang bagaimana yang bisa membuat Allah suka/cinta terhadap ibadah kita tersebut. Perbanyak Dzikir (mengingat Allah). Imam Hasan Al Bashri berkata, “Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya kepada seorang hamba yang selalu mempertimbangkan niatnya. Bila semata-mata karena Allah maka dilaksanakannya tetapi jika sebaliknya maka ditinggalkannya“.

Macam-macam Muraqobah:
- Muroqobah dalam melaksanakan ketaatan kepada-Nya, yaitu dengan Ikhlas
- Muroqobah dalam kemaksiatan adalah dengan taubat, penyesalan dan meninggalkannya secara total
- Muroqobah dalam hal-hal yang mubah adalah dengan menjaga adab-adab terhadap Allah dan bersyukur atas segala nikmat-Nya
- Muroqobah dalam musibah adalah dengan ridha terhadap ketentuan-Nya serta memohon pertolongan-Nya dengan penuh kesabaran

3. Muhasabah (Interospeksi diri)
“Hai orang-orang yang beriman , bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya u/ hari esok (akhirat) dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan“
(Q.S. Al Hasyr: 18)

Dari Umar al Faruq r.a. berkata, “Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab, timbanglah diri kalian sebelum kalian ditm yang agung (hari kiamat). Di hari itu kamu dihadapkan kepada pemeriksaan, tiada yang tersembunyi dari amal kalian barang satu pun´´

Bagaimana mungkin bisa memperbaiki diri jika tidak ada muhasabah, tanpa muhasabah maka tidak akan ada perubahan

4. Muáqobah (Pemberian sanksi)
“Dan dalam qishah itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, wahai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertaqwa´´ (Q.S. Al Baqarah: 178)

Apabila seorang mu´min menemukan kesalahan maka tidak pantas baginya untuk membiarkannya. Sebab membiarkan diri dalam kesalahan akan mempermudah terlanggarnya kesalahan-kesalahan yang lain dan akan semakin sulit untuk meninggalkannya. Sanksi itu harus dengan sesuatu yang mubah, tidak boleh dengan sanksi yang haram

5. Mujahadah (Optimalisasi)
Mujahadah sebagaimana dl Q.S. Al ankabuut: 69

“Dan orang-orang yang berjihad u/ (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhNya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik´´
berarti apabila seorang mu´min terseret dalam kemalasan, santai, cinta dunia dan tidak lagi melaksanakan amal-amal sunnah serta ketaatan lainnya tepat pada wakitaunya mala ia harus memaksa dirinya melakukan amal-amal sunnah lebih banyak dari sebelumnya.

Beramal hendaknya jangan seadanya. Bersungguh-sungguhlah dalam keadaan apapun dan dalam melakukan amalan apa saja. Dalam sebuah Hadist Qudsi:
“Dari Abu Hurairah bahwa beliau berkata, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah berfirman: Tidaklah seorang hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku sukai selain dari amalan-amalan wajib dan seorang hambaKu senantiasa mendekat kepada-Ku dengan melakukan amalan-amalan sunnat, sehingga Aku mencintgainya. Apabila Aku telah mencintai-Nya, maka Akulah yang menjadi pendengarannya dan sebagai tangan yang digunakannya untuk memeganagn dan kaki yang dia pakai u/ berjalan dan apabila ia memohon kepada-Ku pasti Kukabulkan, dan jika berlindung kepada-Ku pasti Ku lindungi.’’

Posted by hAiRiL/spiderman_pink at 23:32  

0 comments:

Post a Comment