Soal Jawab Pra Perkahwinan
Saturday, 31 May 2008
Penulis: Dato' Dr. Mohd Fadzilah Kamsah & Noralina Omar
Penerbit: PTS Publications & Distributors Sdn Bhd
Soal jawab praperkahwinan adalah buku yang menjawab persoalan yang sering ditanya oleh bakal pengantin. Buku ini membantu mereka supaya bersedia dan bermaklumat sebelum melangkah ke gerbang perkahwinan.
Buku ini menjawab persoalan berkaitan memilih pasangan, dating, hantaran, maskahwin dan apa itu alam percintaan. Antara perkara lain yang terjawab di dalam buku ini berkaitan prosedur perkahwinan di Malaysia, mengetahui cara mengadakan hubungan sosial dengan keluarga baru dan perbincangan berkaitan pengetahuan seksual dan kesihatan. Setiap perkara yang dibincangkan mengikut norma masyarakat dan belandaskan Islam.
Bagi pembaca golongan kauselor, pendakwah, pakar motivasi dan pendidik, buku ini dapat dijadikan sumber rujukan dalam menangani masalah klien ataupun menyampaikan ilmu.
What Do People Envy About You?
Thursday, 29 May 2008
People Envy Your Compassion |
You have a kind heart and an unusual empathy for all living creatures. You tend to absorb others' happiness and pain. People envy your compassion, and more importantly, the connections it helps you build. And compassionate as you are, you feel for them. |
Kasihmu Amanahku
Wednesday, 28 May 2008
Munsyid: In-Team
Album: Damba Kasih
Pernikahan menyingkap tabir rahsia
Suami isteri inginkan keluarga yang bahagia
Dan mengharapkan sebuah bahtera indah
Untuk bersama belayar ke muara
Pernikahan, menginsafkan kita
Perlunya iman dan takwa, meniti sabar dan redha
Bila masa senang syukuri nikmat Tuhan
Susah mendatang tempuhi dengan tabah
Isteri janji telah dipateri
Diijab kabulkan dan dirahmati
Detik pertemuan dan pernikahan
Yang dihujani air mata kasih
Demi syurga Ilahi
Suami jangan menagih setia
Umpama Hajar dan setianya Zulaikha
Terimalah seadanya yang terindah
Di lubuk hatimu
Isteri adalah amanah buatmu
Pernikahan mengajar tanggungjawab bersama suami dan isteri
Isteri hamparan dunia
Suami langit penaungnya
Isteri ladang tanaman
Suamilah pemagarnya
Isteri bagai kejora
Suami menjadi purnama
Tika isteri beri hempedu
Suami tabah menelannya
Tika suami terteguk racun
Isteri carilah penawarnya
Sungguh isteri rusuk yang rapuh
Berhati-hatilah meluruskannya
Gajah Liar
Tuesday, 27 May 2008
Tiga pengembara ingin berkhemah berhampiran air terjun. Mereka memilih satu kawasan air terjun yang terdapat di sebuah hutan dara. Dalam perjalanan menuju ke kawasan air terjun, mereka telah sesat. Hari sudah hampir senja.
Tiba di suatu kawasan, mereka ternampak papan tanda yang ditulis oleh pihak Perhatian: "Awas, kawasan gajah liar!" Dua pengembara amat cemas, namun seorang pengembara hanya tersenyum.
Tiba-tiba, mereka ternampak seekor gajah liar 500 meter di depan mereka sedang memakan pisang hutan. Lalu pengembara yang tersenyum tadi memberi arahan, "Kamu berdua jangan panik. Atok aku pesan, jikalau terserempak dengan gajah liar, kita mesti jangan bergerak, pura-pura sebatang pokok kayu."
Lalu, mereka semua berdiri dan menegapkan badan. Gajah liar tersebut berjalan ke arah pengembara. Pengembara yang berada dalam ketakutan bertanyakan pengembara yang tersenyum tadi, "Atuk engkau di mana sekarang?"
Pengembara yang tersenyum tadi menjawab, "Atuk aku dah meninggal dunia tahun lalu, kena pijak gajah liar!"
1st Child, 2nd Child, 3rd Child
Monday, 26 May 2008
Being a parent changes everything. But being a parent also changes with
each baby. Here are some of the ways having a second and third child is
different from having your first.
Your Clothes
1st baby: You begin wearing maternity clothes as soon as your OB/GYN
confirms your pregnancy.
2nd baby: You wear your regular clothes for as long as possible.
3rd baby: Your maternity clothes ARE your regular clothes.
---------------
Preparing for the Birth
1st baby: You practice your breathing religiously.
2nd baby: You don't bother practicing because you remember that last time,
breathing didn't do a thing.
3rd baby: You ask for an epidural in your 8th month.
---------------
The Layette
1st baby: You pre-wash your newborn's clothes, color-coordinate them, and
fold them neatly in the baby's little bureau.
2nd baby: You check to make sure that the clothes are clean and discard
only the ones with the darkest stains.
3rd baby: Boys can wear pink, can't they?
---------------
Worries
1st baby: At the first sign of distress - a whimper, a frown-you pick up
the baby.
2nd baby: You pick the baby up when her wails threaten to wake your
firstborn.
3rd baby: You teach your 3-year-old how to rewind the mechanical swing.
---------------
Pacifier
1st baby: If the pacifier falls on the floor, you put it away until you
can go home and wash and boil it.
2nd baby: When the pacifier falls on the floor, you squirt it off with
some juice from the baby's bottle.
3rd baby: You wipe it off on your shirt and pop it back in.
---------------
Diapering
1st baby: You change your baby's diapers every hour, whether they need it
or not.
2nd baby: You change their diaper every 2 to 3 hours, if needed.
3rd baby: You try to change their diaper before others start to complain
about the smell or you see it sagging to their knees.
---------------
Activities
1st baby: You take your infant to Baby Gymnastics, BabySwing, and Baby
Story Hour.
2nd baby: You take your infant to Baby Gymnastics.
3rd baby: You take your infant to the supermarket and the dry cleaner.
---------------
Going Out
1st baby: The first time you leave your baby with a sitter, you call home
5 times.
2nd baby: Just before you walk out the door, you remember to leave a
number where you can be reached.
3rd baby: You leave instructions for the sitter to call only if she sees
blood.
---------------
At Home
1st baby: You spend a good bit of every day just gazing at the baby.
2nd baby: You spend a bit of everyday watching to be sure your older child
isn't squeezing, poking, or hitting the baby.
3rd baby: You spend a little bit of every day hiding from the children.
---------------
Swallowing Coins
1st child: when first child swallows a coin, you rush the child to the
hospital and demand x-rays.
2nd child: when 2nd child swallows a coin, you carefully watch for coin to
pass.
3rd child: when 3rd child swallows a coin you deduct it from his
allowance
Air
Sunday, 25 May 2008
Dan Kami ciptakan dari air segala sesuatu yang hidup." (Q.S. Al Anbiya:30)
Dalam kitab-kitab tafsir klasik, ayat tadi diartikan bahwa tanpa air semua akan mati kehausan. Tetapi di Jepang, Dr. Masaru Em oto dari Universitas Yokohama dengan tekun melakukan penelitian tentang perilaku air.
Air murni dari mata air di Pulau Honshu didoakan secara agama Shinto, lalu didinginkan sampai -5oC di laboratorium, lantas difoto dengan mikroskop elektron dengan kamera kecepatan tinggi. Ternyata molekul air membentuk kristal segi enam yang indah. Percobaan diulangi dengan membacakan kata, "Arigato (terima kasih dalam bahasa Jepang)" di depan botol air tadi. Kristal kembali membentuk sangat indah. Lalu dicoba dengan menghadapkan tulisan huruf Jepang, "Arigato". Kristal membentuk dengan keindahan yang sama. Selanjutnya ditunjukkan kata "setan", kristal berbentuk buruk. Diputarkan musik Symphony Mozart, kristal muncul berbentuk bunga. Ketika musik heavy metal diperdengarkan, kristal hancur.
Ketika 500 orang berkonsentrasi memusatkan pesan "peace" di depan sebotol air, kristal air tadi mengembang bercabang-cabang dengan indahnya. Dan ketika dicoba dibacakan doa Islam, kristal bersegi enam dengan lima cabang daun muncul berkilauan. Subhanallah.
Dr. Emoto akhirnya berkeliling dunia melakukan percobaan dengan air di Swiss, Berlin, Prancis, Palestina, dan ia kemudian diundang ke Markas Besar PBB di New York untuk mempresentasikan temuannya pada bulan Maret 2005 lalu. Ternyata air bisa "mendengar" kata-kata, bisa "membaca" tulisan, dan bisa "mengerti" pesan. Dalam bukunya The Hidden Message in Water, Dr. Masaru Emoto menguraikan bahwa air bersifat bisa merekam pesan, seperti pita magnetik atau compact disk.
Semakin kuat konsentrasi pemberi pesan, semakin dalam pesan tercetak di air. Air bisa mentransfer pesan tadi melalui molekul air yang lain. Barangkali temuan ini bisa menjelaskan, kenapa air putih yang didoakan bisa menyembuhkan si sakit. Dulu ini kita anggap musyrik, atau paling sedikit kita anggap sekadar sugesti, tetapi ternyata molekul air itu menangkap pesan doa kesembuhan, menyimpannya, lalu vibrasinya merambat kepada molekul air lain yang ada di tubuh si sakit.
Tubuh manusia memang 75% terdiri atas air. Otak 74,5% air. Darah 82% air. Tulang yang keras pun mengandung 22% air. Air putih galon di rumah, bisa setiap hari didoakan dengan khusyu kepada Allah, agar anak yang meminumnya saleh, sehat, dan cerdas, dan agar suami yang meminum tetap setia. Air tadi akan berproses di tubuh meneruskan pesan kepada air di otak dan pembuluh darah. Dengan izin Allah, pesan tadi akan dilaksanakan tubuh tanpa kita sadari. Bila air minum di suatu kota didoakan dengan serius untuk kesalehan, insya Allah semua penduduk yang meminumnya akan menjadi baik dan tidak beringas.
Rasulullah saw. bersabda, "Zamzam lima syuriba lahu", "Air zamzam akan melaksanakan pesan dan niat yang meminumnya". Barangsiapa minum supaya kenyang, dia akan kenyang. Barangsiapa minum untuk menyembuhkan sakit, dia akan sembuh. Subhanallah ... Pantaslah air zamzam begitu berkhasiat karena dia menyimpan pesan doa jutaan manusia selama ribuan tahun sejak Nabi Ibrahim a.s.
Bila kita renungkan berpuluh ayat Al Quran tentang air, kita akan tersentak bahwa Allah rupanya selalu menarik perhatian kita kepada air.
Bahwa air tidak sekadar benda mati. Dia menyimpan kekuatan, daya rekam, daya penyembuh, dan sifat-sifat aneh lagi yang menunggu disingkap manusia. Islam adalah agama yang paling melekat dengan air. Shalat wajib perlu air wudlu 5 kali sehari. Habis bercampur, suami istri wajib mandi. Mati pun wajib dimandikan. Tidak ada agama lain yang menyuruh memandikan jenazah, malahan ada yang dibakar. Tetapi kita belum melakukan zikir air. Kita masih perlakukan air tanpa respek. Kita buang secara mubazir, bahkan kita cemari. Astaghfirullah.
Seorang ilmuwan Jepang telah merintis. Ilmuwan muslim harus melanjutkan kajian kehidupan ini berdasarkan Al Quran dan hadis.
Rumah Yang MANIS
Saturday, 24 May 2008
"Aku sungguh rindu pada perlabuhan tempat muara segala hidupku. Isteri dan anak-anakku. Mutiara kecil yang telah memberi makna dan rasa segar di atas dahagaku. Merekalah syurga duniaku."
Haaah!!! Kucampakkan tubuhku ke sofa. Pelahan-lahan kutanggalkan stokin, tali leher dan baju. Dengan langkah longlai kutukar bajuku. Suasana rumah benar-benar berbeza hari ini. Sampainya aku di rumah tadi, sunyi sepi, tiada jeritan dan teriakan anak-anak yang menyambut aku pulang. Tiada yang merengek minta didukung atau sibuk bertanya itu dan ini. Kerenah mereka menambah keletihan dan bebanan yang telah sedia ada ku bawa dari pejabat.
Hajatku telah dipenuhi hari ini! Gembirakah aku?! Rumahku sepi, tiada senyuman 'Iffah, isteriku yang menyapa kepulanganku. Tiada suara lembut yang meleraikan anak-anakku yang bergayutan ditubuhku. Sungguh tabah dan sabar 'Iffah memujuk anak-anak agar tidak menggangguku yang keletihan pulang dari pejabat. Terngiang-ngiang di telingaku suara 'Iffah memujuk tentera kecil membebaskankuu dari tawanan mereka: "OK... pejuang-pejuang ummi sayang, Muslim... Ahmad... Abdullah... Abah penat tu, jom kita main di luar."
Namun ternyata seruan, ajakan dan rayuan 'Iffah jarang sekali berkesan dan mujarab. Anak-anakku tidak menghiraukan umminya (mungkin dah seharian bersama) malah terus-menerus merengek meminta aku melayan mereka. Akhirnya, dalam keadaan rela tapi terpaksa aku penuhi juga permintaan mereka: main perang-perang... melukis... bercerita... Uhh! Entah apa-apa permintaan mereka. Ini belum lagi kekemasan rumah... seperti tongkang pecah... mainan berselerakan merata-rata... sungguh menyakitkan hati dan mata yang memandang. Kesimpulannya... huru-hara!
Namun hari ini suara dan suasana itu tiada. Sunyi! Rumah kelihatan tersusun rapi. Permainan anak-anak tersusun kemas baik di rak-rak. Bilik dan katil indah tataan. Cantik sekali. Dapur? Bersih dan kemas. Tiada pinggan mangkuk atau pakaian kotor yang berselerakan. Dalam lain kata semuanya MANIS tampaknya!
Setelah melihat semua sudut rumah, aku kembali ke ruang tamu, ku tarik nafas panjang... lega! Aku membolak balikkan surat khabar hari ini, tiada yang menarik. Makan... hah perutku sudah berkeroncong memainkan lagu lapar. Aku ke ruang makan. Di atas meja yang telah terhidang makanan yang enak; gulai ikan sembilang, rojak buah, ikan kering, sambal tumis, udang dan ulam-ulam! Namun selera makanku tiba-tiba mati walaupun hidangan itu paling ku minati.
Kutolak juga makanan ke mulut untuk memenuhi keperluan perutku. Terbayang wajah 'Iffah di ruang mata yang menegurku apabila aku tidak berselera makan: "Jadilah orang yang sentiasa mensyukuri nikmat Alah, Aba Muslim. Menjaga kesihatan kan wajib, nikmat sihat tu kan mahal. makanlah. Walau sikit agar anak-anak kita mencontohinya" bisik 'Iffah lembut di telingaku sambil bergurau menyuapkanku lalu diikuti dengan deraian gelak manis anak-anakku. Lucu melihat abahnya yang manja seperti anak-anak kecil! Tapi hari ini??? Sepi... aku makan bersendirian, sehingga kurasa nasi yang ku telan seperti pasir-pasir halus yang melalui tenggorok...
Selesai makan segera ku tatap warkah 'Iffah dan anak-anak yang dilekatkan di pintu peti sejuk.
Buat Abi Muslim yang ummi cinta:
Yang sedang menikmati rumah yang MANIS...
Assalammu'alaikum warahmatullah
Segala pujian bagi Allah, selawat dan salam ke atas junjungan Rasullullah SAW. Semoga aba jundi-jundiku hari ini berada di dalam lindungan Allah sentiasa.
Aba Muslim yang dsayangi,
Sebagaimana yang telah kita persetujui, hujung minggu ini anak-anak ummi bawa berehat ke tempat lain agar rumah ini memiliki suasana yang berbeza. Rumah yang indah rapi seperti awal pernkahan kita. Supaya aba jundiku menikmati kedamaian dan ketenangan yang sentiasa diidam-idamkan selama ini. Bukan begitu sayang...? Ummi bawa anak-anak ke kampung menemani ibu. Maaf, kerana kami bertolak awal dan tidak menunggu Abahnya pulang. Namun makanan untuk hari ini ummi telah sediakan. Puding jagung yang ummi letak di peti sejuk jangan lupa makan. Makanan untuk esok umm dah siapkan dlam bekas, hanya perlu dipanas kan di mikrowave.
Sampai di dini dulu, teksi telah menunggu kami. Buat Aba Muslim, abah jundi-jundiku sayang... ummi sudahi dengan ucapan: "Selamat berehat, bersantai dan selamat menikmati Rumahku yang MANIS dan selamat membujang lagi...!"
Wassalam
'Iffah... Ummi Muslim, Ahmad dan Abdullah.
Segera ku renyukkan surat isteriku. Allahu Akhbar! Apa yang telah aku lakukan? Perbincangan malam kelmarin kembali menerpa ke dalam ingatan ku.
"Iffah, abang rasa, abang rindulah dengan suasana kita dulu. Rumah teratur, kemas dan bersih, nyaman dan tenang serta damai. Sekarang ni, tiap hari selalu sangat macam kapal karam, riuhnya, berseleraknya..." rungutku sambil meletakkan kepalaku manja di pangkuan isteriku. 'Iffah memang memiliki sifat keibuan sehingga aku terbawa-bawa dengan sifat manjaku ( maklumlah anak bongsu kesayanagan). Apatah lagi bila anak-anak telah lena dibuai mimpi, aku rasa dia milikku seorang, kadang-kdang timbul juga rasa iri hati pada anak-anakku... macam saingan pulak!!
"Namanya pun budak, bang. Mana faham apa itu kemas, tenang, dan senyap. Bagi mereka yang menyeronokkan itu adalah segala-galanya. Walau dah ditegur beberapa kali atau dikemas berpuluh-puluh kali kalau mereka hendak main.... hah. Ummi penatlah asik kemas tak berhenti, banyak kerja-kerja lain yang perlu diselesaikan. Budak-budak tu pulak kalau asyik dilarang kan nanti kurang kreatif," bela isteriku.
"Alah!! Bukan tu saje, masa makan tu bukannya pandai duduk diam, berebutlah, bergaduhlah... Tidur kita pun dah tak setenang dulu. Kejap nak air, kejap nak buang air... ummi asyik layan anak... saya ni?" rungutku masih belum selesai seperti anak yang cemburu.
'Iffah tersenyum lebar... "Abang... abang... namanya kan dah jadi Abah, jadi ayah. Mestilah sanggup diganggu anak-anak. Mereka kan masih kecil lagi..." isteriku masih tersenyum, lucu agaknya...
"Beginilah bang, ummi ada satu cadangan. Biarlah ummi bawak anak-anak ke rumah ibu di kampung biar abang rasa bagaimana membujang balik". Cadangan isteriku bersahaja. Aku bersetuju dan mula menggambarkan hari Sabtu dan Ahad tanpa gangguan anak-anak dan rumah yang MANIS.
Ya... Sebuah keinginan yang lucu. Namun ku fikir ini wajar. Kadang-kadang kita juga dilanda rasa jemu dan jenuh dengan hari-hari kehidupan kita. Kadangan timbul rasa ingin suasana dulu, bebas... damai dan tiada bebanan ketika pulang ke rumah daripada pejabat. Ditambah pula aku memang anak yang manja yang sangat dimanjakan.
Aku bersyukur kerana isteriku amat memahami malah aku masih boleh meneruskan kemanjaanku mungkin kerana usia isteriku yang jauh lebih tua... Sesungguhnya Allah telah mengurniakan aku segala-galanya. Mutiara-mutiara yang menghiasi kehidupanku, isteri tersayang, anak-anak yang sihat, cerdas dan lincah. Ah! Mata bening Muslim, gelagat lucu Ahmad dan renggekan manja Abdullah. Apatah lagi MUslim telah ke TASKA, ada saja cerita yang dibawa pulang untuk dikongsi bersama.
Tiba-tiba rasa rindu menyelubungi diriku. Aku begitu kehilangan mereka. Kehilangan mutiaraku yang sangat indah, harta yang tidak ternilai... Tiba-tiba rumah yang tadi kuanggap indah dan damai tersa seperti tanah perkuburan tanpa kehadiran mereka. Sekarang baru kusedar, bahawa detik-detik alam bujang dan bulan madu dulu ternyata bukan dunia ku lagi. Duniaku kini adalah dunia seorang ayah dengan seorang isteri dan tiga orang anak yang sedang membesar.
Aku berkata dalam diriku:
Aneh. Kadang-kadang lelaki itu suka pada yang ANEH. Ingin dilayan dan dibelai seperti anak kecil, ingin manja seperti bayi, ingin dituruti semua kemahuannya, namun adakalanya ingin bebas seperti burung bangau, ingin terbang seperti layang-layang, menebarkan kesenangan sendirian, namun akhirnya ia akan kembali ke sarangnya. Tempat ia melepas penat, tempat dia memeperolehi kehangatan cinta dan kasih sayang. Tempat di mana muaranya berlabuh. Itulah rumah, isteri dan anak-anaknya. Itu lelaki. Dan AKULAH salah seorang dari lelaki itu.
Aku sungguh rindu pada perlabuhan tempat muara segala hidupku. Isteri dan anak-anakku. Mutiara kecil yang telah memberi makna dan rasa segar di atas dahagaku. Merekalah syurga duniaku.
Akhirnya, malam ini aku tertidur juga dengan mimpi-mimpi bersama mutiara-mutiaraku. Dalam mimpi itu kudakap erat serat-eratnya mereka, aku amat takut kehilangan mereka. Beberapa kali aku terbangun dari tidurku tak tahu apa sebabnya. Ternyata tanpa mutiara-mutiara disampngku, tidak nyenyak tidurku, tidak kenyang makananku... Akhirnya ku ambil wudhu' dan bertahajjud. Beristighfar atas sikap keanak-anakanku.
Selepas solat subuh di masjid, aku segera mencapai telefon. Kerinduanku sudah tidak tertahan, mengapa begitu lambat telefon diangkat??? Akhirnya dari sana terdengar suara lembut memberi salam. Ku sambut salamnya penuh kegembiraan. "O... Abang... Apa Khabar, sihat? Mimpi apa semalam? Macam mana seronok tak membujang, tiada gangguan dan rumah yang cukup MANIS?" usik 'Iffah.
"Sindir abang ke? Tak baik tau... Abang rindu pada semua ni. Abang rasa abang pun akan balik ke kampung sebentar lagi. Doakan abang selamat dalam perjalanan ya"
Sepanjang dalam perjalanan, aku memandu dengan membayangkan bertemu dengan mutiara-mutiaraku, memcium dan memeluk mereka... inilah penghias rumah yang MANIS milik kami. Muslim, Ahmad dan Abdullah maafkan abah ya. Mari kita balik dan hiasi rumah kita kembali.
Ya Allah....! Ya Rabbi.... dewasakanlah aku dengan peristiwa yang indah ini.
Karya - Dian Hilmy
Majalah Mihwar
2000
UIA!
Friday, 23 May 2008
Labels: berita terkini, kempen mempercepatkan nikah, tak penting
Manchester United 6 - 5 Chelsea
Thursday, 22 May 2008
We are the champions my friends
And we'll keep on fighting till the end
We are the champions
We are the champions
No time for losers -->(CHELSEA LOL!)
'Cause we are the champions of the world
GLORY, GLORY MAN UNITED
Glory, glory, Man United,
Glory, glory, Man United,
Glory, glory, Man United,
And the reds go marching on, on, on.
Just like the Busby Babes in Days gone by
We’ll keep the Red Flags flying high
You’ve got to see yourself from far and wide
You’ve got to hear the masses sing with pride
United! Man United!
We’re the boys in Red and we’re on our way to Wem-ber-ly
Wem-ber-ly! Wem-ber-ly!
We’re the famous Man United and we’re going to Wem-ber-ly
Wem-ber-ly! Wem-ber-ly!
We’re the famous Man United and we’re going to Wem-ber-ly
In Seventy-Seven it was Docherty
Atkinson will make it Eighty-Three
And everyone will know just who we are
They’ll be singing ‘Que Sera Sera’
United! Man United!
We’re the boys in Red and we’re on our way to Wem-ber-ly
Wem-ber-ly! Wem-ber-ly!
We’re the famous Man United and we’re going to Wem-ber-ly
Wem-ber-ly! Wem-ber-ly!
We’re the famous Man United and we’re going to Wem-ber-ly
Glory Glory Man United
Glory Glory Man United
Glory Glory Man United
As the Reds Go Marching On! On! On! (3x)
Demam Ayat-ayat Cinta
Wednesday, 21 May 2008
Filem Ayat-ayat Cinta membawa demam poligami di kalangan kaum Adam. Lalu berlakulah dialog puitis berikut antara dua pasangan suami dan isteri
Isteriku....
Jika engkau bumi, akulah matahari.
Aku akan menyinari mu kerana engkau mengharapkan sinaran dari ku.
Ingatlah bahtera yg kita kayuh, begitu penuh riak gelombang.
Aku pasti akan tetap menyinari bumi, hingga kadang-kadang bumi terasa akan silauan ku.
Lantas aku ingat satu hal bahawa Tuhan mencipta bukan hanya bumi,
malah ada planet lain yang juga mengharapkan sinaranku.
Lalu..
Relakanlah aku menyinari planet lain, menyampaikan faedah adanya aku,
kerana sudah takdir Illahi sinaranku diperlukan diplanet lain...
*Balasan Puisi sang isteri*
Suamiku...
Andai kau memang mentari, sang surya yang memberi cahaya,
aku merelakan engkau berikan sinaranmu kepada segala planet
yang telah TUHAN ciptakan,
kerana mereka juga seperti aku perlukan cahaya mu
akupun juga tidak akan merasa kekurangan dengan sinaran mu...
AKAN TETAPIIIIIIII..
Bila kau hanya sejengkal lilin yang berkekuatan 5 watt sahaja,
jangan lah bermimpi untuk menyinari planet lain!!!
Kerana bilik tidur kita yang kecil pun belum sanggup kau terangi.
Lihatlah diri mu pada cermin kaca di sudut kamar kita,
di tengah remang-remang Pancaran cahaya mu yang telah aku mengerti...
Cuba lihat siapa dirimu...
MATAHARI ataupun lilin?
http://hanifiyah.multiply.com/
Aku Terima Nikahnya
Tuesday, 20 May 2008
JUDUL BUKU: AKU TERIMA NIKAHNYA
PENULIS: Hasrizal Abdul Jamil (www.saifulislam.com)
ISBN: 978-983-097-189-6
1. Marriage — Religious aspects — Islam
2. Family — Religious aspects — Islam
3. Domestic relations
PENERBIT: Galeri Ilmu Sdn. Bhd.
161-A, Jalan Aminuddin Baki,
Taman Tun Dr. Ismail,
60000 Kuala Lumpur.
Telefon: 03-77260772
Faks: 03-77271796
www.galeriilmu.com.my
"Tarikh bertunang sudah dipersetujui, cuma "Mak" nak tanya sesuatu. Kamu pernahkah melihat yang empunya diri?" bakal ibu mentua saya bertanya. Beliau sudahpun membahasakan dirinya "Emak".
"Belum, Mak," saya menjawab sambil tersenyum.
Saya dapat melihat wajah abang saya yang begitu terkejut. Macam mana adiknya boleh bersetuju untuk berkahwin dengan seorang yang belum pernah ditemui?
Rakan-rakan yang mendapat tahu tentang pertunangan saya dengan seorang bakal doktor amat terkejut.
"Anta gilakah, Hasrizal? Kahwin dengan doktor? Anta tak takut kena tinggal?"
AKU TERIMA NIKAHNYA adalah rakaman pengalaman penulis dalam membina damai pada sebuah kehidupan berumah tangga. Segalanya bermula dengan menilai cara diri memandang perkahwinan itu sendiri. Melihat perkhawinan sebagai medan untuk menerima, menjadikan kita sering gelisah dan hidup meminta-minta. Melihat perkhawinan sebagai medan untuk memberi, akan menjadikan kita lebih memikirkan soal PERANAN dan bukannya HAK yang tidak berkesudahan.
Diolah dalam gaya santai dan pendekatan bercerita, dengan dialog-dialog biasa yang merencahi kehidupan sekitar dunia rumah tangga, buku ini menjanjikan pengalaman membaca yang mengasyikkan. Suami mahupun isteri dibawa menghargai keunikan diri masing-masing, mengiktiraf kelebihan dan mengakui kelemahan, lalu belajar untuk saling memahami... demi menyempurnakan perjalanan sebuah rumah tangga berbekalkan syariat Allah dan sunnatullah.
http://saifulislam.com
Are You a Mac or a PC?
Sunday, 18 May 2008
You are a PC |
You're practical, thrifty, and able to do almost anything. Appearances and trends aren't important to you. You just like to get the job done. |
Rembulan Di Langit Hati Ku
Saturday, 17 May 2008
Munsyid: Seismic
Album: Terlabuhkan Rumahku Syurgaku
*Versi Akustik
Rembulan di langit hatiku
Menyalalah engkau selalu
Temani kemana mesti ku pergi
Mencari tempat kita tuju
Kan ku jaga nyalamu selalu
Pelita perjalananku
Kan kujaga nyalamu selalu
Rembulan di langit hatiku
Rembulan di langit hatiku
Teguhlah engkau pandu aku
Ingatkanlah ku bila tersalah
Menuju tempat kita tuju
Doakanlah ku di shalat malammu
Pelita perjalananku
Doakanlah ku di shalat malammu
Rembulan di langit hatiku
Potong
Friday, 16 May 2008
Sebaik mengambil tempat duduk di ruang menunggu di sebuah klinik, Nazri terpandang Sahrum sedang menangis teresak-esak. Dia segera mendekati Sahrum.
Nazri: "Kenapa menangis?"
Sahrum: "Saya datang untuk ujian darah!"
Nazri: "Awak takut ke?"
Sahrum: "Bukan itu sebabnya, Ketika ujian darah dijalankan mereka memotong jari saya!"
Mendengar penjelasan Sahrum, Nazri pula menangis.
Sahrum: "Eh... kenapa pula awak menangis?"
Nazri: "Saya datang ni untuk ujian air kencing!"
Ketika Cinta Terurai Menjadi Perbuatan
Thursday, 15 May 2008
Kulitnya hitam. Wajahnya jelek. Usianya tua. Waktu pertama kali masuk ke rumah wanita itu, hampir saja ia percaya kalau ia berada di rumah hantu. Lelaki kaya dan tampan itu sejenak ragu kembali. Sanggupkah ia menjalani keputusannya? Tapi ia segera kembali pada tekadnya. Ia sudah memutuskan untuk menikahi dan mencintai perempuan itu. Apapun resikonya.
Suatu saat perempuan itu berkata padanya, "Ini emas-emasku yang sudah lama kutabung, pakailah ini untuk mencari wanita idamanmu, aku hanya membutuhkan status bahwa aku pernah menikah dan menjadi seorang istri." Tapi lelaki itu malah menjawab, "Aku sudah memutuskan untuk mencintaimu. Aku takkan menikah lagi."
Semua orang terheran-heran. Keluarga itu tetap utuh sepanjang hidup mereka. Bahkan mereka dikaruniai anak-anak dengan kecantikan dan ketampanan yang luar biasa. Bertahun-tahun kemudian orang-orang menanyakan rahasia ini padanya. Lelaki itu menjawab enteng, "Aku memutuskan untuk encintainya. Aku berusaha melakukan yang terbaik. Tapi perempuan itu melakukan semua kebaikan yang bisa ia lakukan untukku. Sampai aku bahkan tak pernah merasakan kulit hitam dan wajah jeleknya dalam kesadaranku. Yang kurasakan adalah kenyamanan jiwa yang melupakan aku pada fisik."
Begitulah cinta ketika ia terurai jadi perbuatan. Ukuran integritas cinta adalah ketika ia bersemi dalam hati. Terkembang dalam kata. Terurai dalam perbuatan.
Kalau hanya berhenti dalam hati, itu cinta yang lemah dan tidak berdaya.
Kalau hanya berhenti dalam kata, itu cinta yang disertai dengan kepalsuan dan tidak nyata...
Kalau cinta sudah terurai jadi perbuatan, cinta itu sempurna seperti pohon; akarnya terhunjam dalam hati, batangnya tegak dalam kata, buahnya menjumbai dalam perbuatan. Persis seperti iman, terpatri dalam hati, terucap dalam lisan, dan dibuktikan oleh perbuatan.
Semakin dalam kita merenungi makna cinta, semakin kita temukan fakta besar ini, bahwa cinta hanya kuat ketika ia datang dari pribadi yang kuat, bahwa integritas cinta hanya mungkin lahir dari pribadi yang juga punya integritas. Karena cinta adalah keinginan baik kepada orang yang kita cintai yang harus menampak setiap saat sepanjang kebersamaan.
Rahasia dari sebuah hubungan yang sukses bertahan dalam waktu lama adalah pembuktian cinta terus menerus. Yang dilakukan para pecinta sejati disini adalah memberi tanpa henti. Hubungan bertahan lama bukan karena perasaan cinta yang bersemi di dalam hati, tapi karena kebaikan tiada henti yang dilahirkan oleh perasaan cinta itu. Seperti lelaki itu, yang terus membahagiakan istrinya, begitu ia memutuskan untuk mencintainya. Dan istrinya, yang terus menerus melahirkan kebajikan dari cinta tanpa henti.
Cinta yang tidak terurai jadi perbuatan adalah jawaban atas angka-angka perceraian yang semakin menganga lebar dalam masyarakat kita
Memohon Keajaiban
Wednesday, 14 May 2008
Ketika masalah demi masalah terasa menghimpit dada kita, menciptakan nyeri yang dalam, membuat mata kita membasah, dan menjadikan kita merasa berat melangkah di kehidupan ini. Kita pada umumnya kemudian merasa bahwa kehidupan seperti tak adil dalam membagi rasa ini. Lingkungan seperti tak adil memperlakukan kita dimana kita merasa sudah melakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan, namun hasilnya seperti kesia-siaan belaka ketika orang lain justru menilai kita dengan cara yang sama sekali berbeda dari yang kita harapkan.
Apa yang bisa kita lakukan?
Menyesali diri kah? Menyesali segala kebaikan yang telah kita persembahkan sebelumnya dengan tulus ikhlas? Ataukah kita marah dan mulai menyalahkan dunia, menyalahkan orang-orang di sekeliling kita? Menyalahkan keadaan? Haruskah kita berhenti melangkah serta menutup mata dan telinga kita dari keadaan itu? Atau kita diam saja? Berbisik dalam hati untuk tidak pedulikan yang terjadi?
Apa yang bisa kita lakukan?
Tentu saja banyak yang bisa kita lakukan. Pilihannya bukan hanya satu atau dua jalan keluar, tapi bisa sangat banyak dan bervariasi. Biasanya yang sering terjadi jika kita sudah merasa buntu adalah kita memohon keajaiban pada Allah SWT. Padahal jangan-jangan selagi kita memohon keajaiban, sebetulnya Allah SWT telah memberikan banyak sekali keajaiban, dan itu ada di depan mata kita, tapi kita terlalu lemah untuk menyadari dan menjadikan keajaiban itu bermanfaat.
Maka, sekarang apa yang bisa kita lakukan?
Yakinlah bahwa kita tidak perlu menyesali kebaikan yang telah kita lakukan pada orang lain meski tanggapan orang lain tidak sesuai dengan yang kita harapkan, karena 'nilai' kita adalah sesuai dengan yang kita niatkan dan Allah SWT akan membalas apapun kebaikan itu walau sebesar biji sekali pun.
Yakinlah bahwa di tengah masalah yang menghimpit, pasti ada makna terdalam yang patut kita ambil hikmahnya dan tetap kita syukuri sebagai kehendakNya yang terbaik bagi diri kita.
"Tidakkah telah Kami lapangkan untukmu dadamu? Dan Kami lepaskan bebanmu dari padamu, yang memberatkan punggungmu. Dan Kami meninggikan bagimu sebutan namamu. Sebab sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan...
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (urusan dunia), bersungguh-sungguhlah (dalam beribadah). Dan hanya kepada Tuhanmulah berharap." (QS. Al Insyirah : 1-8)
Mencari Makna Cinta Sejati
Tuesday, 13 May 2008
“Mencari cinta sejati? Siapakah yang benar-benar mencintai kita? Bertepuk sebelah tangan sahaja tidak akan berbunyi. Bercinta dengan yang tidak mencintai, akan menyebabkan seseorang itu kecewa dan merana. Itulah lumrahnya apabila bercinta dengan manusia. Sebaliknya bercinta dengan Allah, Tuhan yang Maha Pencinta atau ’Al Waduud’ itu, cinta kita pasti akan berbalas. Bahkan ia diberi penghargaan dan disambut dengan baik.
Cinta Allah yang Maha Pencinta tidak memilih siapa, rupa, gaya dan bagaimana keadaannya. CintaNya boleh direbut oleh sesiapa sahaja, asalkan rajin berusaha untuknya. Cinta yang tidak pernah luput walau sesaat malahan terus berkekalan. Berbeza dengan manusia yang hanya cinta pada yang disukai dan diminati. Cintanya pula bermusim dan tidak kekal. Sewaktu disenangi dicintai, bila jemu atau benci tidak lagi dicintai malah ditinggalkan. Cinta manusia juga terhad dan ada kepentingan. Isteri cintakan suami kerana suami tempatnya bergantung. Ibu mencintai anak kerana anak itulah penghiburnya di kala sunyi. Kawan menyayangi kawan kerana dapat berkongsi merasai senang dan susahnya hidup. Pengikut sayangkan ketua kerana ketua menjadi penaungnya.
Namun Allah yang Maha Pencipta mencintai hamba-hambanya tanpa ada kepentingan apa-apa. Allah hanya melebihkan kecintaanNya kepada orang-orang yang mencintaiNya, sebagai ganjaran buat hambaNya itu. Allah akan murka kepada orang yang mengingkariNya, yang sombong, dan memang tidak mahu langsung mencintaiNya.
Cinta Seindah Yang Diucap
Semua orang boleh mengaku dan berikrar bahawa dia mencintai Allah. Tapi tindak-tanduknya dapat mencerminkan apakah dia benar-benar mencintaiNya. Dan Allah sendiri lebih tahu siapakah diantara hamba-hambanya yang benar-benar mencintaiNya. Orang yang benar-benar mencintai Allah sanggup berbuat apa sahaja keranaNya. Kalau terhadap orang yang dikasihi, suami dan lain-lain diberikan perhatian dan tumpuan, Sanggup berkorban apa sahaja, pastilah terhadap Allah lebih-lebih lagi. Malah sanggup pula bersusah payah bangun malam untuk bertemu dan bercakap-cakap dengan kecintaannya. Sedang orang lain seronok bergaul bebas dengan kekasih hati, dia bermujahadah (melawan kehendak nafsu) menolak ajakan kekasihnya kerana mengutamakan larangan Allah SWT yang kasihNya lebih utama.
Tanda Cinta
Tanda seseorang itu mencintai Allah ialah dia beriman kepada Allah, bertaqwa, berkorban untukNya dengan melakukan kebajikan, sabar, bertaubat,membantu kerja-kerja menegakkan agama melakukan ibadah yang fardhu dan rajin mengerjakan ibadah-ibadah sunat. Dia berkasih sayang dengan sesama manusia dan saling bersilaturrahim kerana Allah, dengan menjaga batas-batasnya, saling beri-memberi kerana Allah demi keredhaanNya. Tidak kerana yang lain.
Allah melimpahkan kecintaanNya dan menempatkan orang-orang yang dicintaiNya itu pada kedudukan yang tinggi dan mulia di Akhirat. Allah isytiharkan cintaNya di dalam Al-Quran kepada orang yang sungguh-sungguh beribadah berbuat kebaikan dan berakhlak mulia.
Diantaranya Allah berfirman:
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang sabar.”
(Surah: Ali Imran,Ayat:146)
“Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan."
(Surah Ali-Imran,Ayat: 134)
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang mensucikan diri.”
(Surah: Al-Baqarah. Ayat: 222)
Untungnya Orang Bercinta
Beruntunglah orang yang bercinta dengan Allah kerana mendapat perhatian,cinta dan kasih sayangNya. Istimewanya orang yang bercinta dengan Allah dan mendapat balasan cintaNya, seluruh isi langit dan bumi akan turut mencintainya. Dia menjadi kekasih Allah manakala orang yang mencintainya turut mendapat kecintaan daripada Allah pula. Orang yang mendapat kecintaan Allah hidup bahagia dan tenang ketika di dunia lagi. Di Akhirat Allah akan berikan kebahagian yang abadi.
Begitulah istimewanya orang yang bercinta dengan Tuhan yang Maha Pencinta itu. Kita pasti tidak mahu gagal dalam bercinta. Agar cinta kita berbalas, bercintalah denganNya,Tuhan yang Maha Pencinta itu dengan curahan cinta agung. Pasti akan mendapat balasan cinta yang istimewa dariNya. Usahkan di Akhirat, di dunia lagi, terasa di hati balasan cintaNya.
Rasulullah pernah bersabda :-
Cintailah sesuatu itu sekadar saja. Berkemungkinan ia akan menjadi kebencianmu pada suatu seketika. Bencilah yang engkau benci itu sekadar saja, berkemungkinan ia akan menjadi kecintaanmu pada suatu ketika.
Cukuplah Hanya Allah
Monday, 12 May 2008
Sesuatu yang menurut kita baik untuk diri kita, kadang tidak sesuai dengan apa yang kita pikirkan. Karena belum tentu menurut pandangan ALLAH sesuatu yang disukai itu membawa kita pada kebaikan untuk diri kita atau pun lingkungan sekitar kita, dan belum tentu pula bisa menghantarkan kedekatan dengan ALLAH Ta'ala.
Sesuatu yang kita hindari atau yang tidak kita harapkan terjadi dalam kehidupan kita, belum tentu tidak baik untuk masa depan kita menurut kacamata ALLAH. Mungkin saja di balik ketidaksukaan atau ketidaknyamanan yang kita rasakan itu, ALLAH memberikan petunjuk kepada kita untuk melangkahkan kaki menuju fase hidup selanjutnya. Di balik kejadian yang tidak sesuai dengan harapan, ALLAH menuntun kita agar kita tak bingung dalam menentukan arah. Agar kita terselamatkan dari segala macam keburukan atau malapetaka.
Sepertinya tidak terima. Sepertinya sulit untuk bisa mengikhlaskan hati. Sepertinya berat untuk menjalaninya. Seperti hampir tak menemukan pintu tanpa kunci. Tapi, semua kepahitan, kegetiran, dan keberatan itu hanya untuk sementara. Sampai kapan? Tak kan bisa terjawab, karena hanya Dia yang berhak mengatur diri kita. Hanya Dia yang berhak menentukan apa yang terbaik buat diri kita.
Hari esok tak kan pernah ada yang tahu. Esok hanyalah milikNya. Jangan ciptakan harapan muluk-muluk, sebab biasanya tak kan terjadi, atau mungkin tidak terjadi. Tak usah pikirkan kebahagiaan diri, karena kebahagiaan tidak pernah berlabuh pada suatu titik, malah akan terus berlanjut seiring dengan kepahitan hidup yang harus kita lalui. Jalan tak bisa selamanya lurus. Kadang ada tikungan tajam yang harus kita lewati dengan penuh kehati-hatian, kadang jalan itu riskan penuh dengan bebatuan yang terjal, kadang banyak sekali belokan yang membuat diri bisa tersesat kehilangan arah.
Sekarang mungkin kita sedang berada di jalan yang penuh dengan belokan yang membingungkan. Menuntut diri untuk membuat suatu keputusan dalam memilih belokan yang tepat. Harus ke mana melangkah? Belokan manakah yang akan menyelamatkan diri kita? Apa yang harus kita lakukan selanjutnya? Akankah Tuhan terangi sinarNya?
"... Dan hati kan menjadi tentram manakala kau pasrahkan semua hanya kepadaNya..." Ketika kebimbangan itu menyentuh nurani, ingatlah padaNya. Ketika merasa seperti tak ada pilihan arah tuk berjalan, tetapkan hati hanya kepadaNya. Ketika kebahagiaan sepertinya sangat jauh terjangkau, syukuri banyak nikmatNya. Ketika harapan seakan memudar, jangan pernah putus asa dari rahmatNya.
Wigan 0 - 2 Manchester United
Sunday, 11 May 2008
We are the champions my friends
And we'll keep on fighting till the end
We are the champions
We are the champions
No time for losers -->(CHELSEA LOL!)
'Cause we are the champions of the world
GLORY, GLORY MAN UNITED
Glory, glory, Man United,
Glory, glory, Man United,
Glory, glory, Man United,
And the reds go marching on, on, on.
Just like the Busby Babes in Days gone by
We’ll keep the Red Flags flying high
You’ve got to see yourself from far and wide
You’ve got to hear the masses sing with pride
United! Man United!
We’re the boys in Red and we’re on our way to Wem-ber-ly
Wem-ber-ly! Wem-ber-ly!
We’re the famous Man United and we’re going to Wem-ber-ly
Wem-ber-ly! Wem-ber-ly!
We’re the famous Man United and we’re going to Wem-ber-ly
In Seventy-Seven it was Docherty
Atkinson will make it Eighty-Three
And everyone will know just who we are
They’ll be singing ‘Que Sera Sera’
United! Man United!
We’re the boys in Red and we’re on our way to Wem-ber-ly
Wem-ber-ly! Wem-ber-ly!
We’re the famous Man United and we’re going to Wem-ber-ly
Wem-ber-ly! Wem-ber-ly!
We’re the famous Man United and we’re going to Wem-ber-ly
Glory Glory Man United
Glory Glory Man United
Glory Glory Man United
As the Reds Go Marching On! On! On! (3x)
Pilihan
Saturday, 10 May 2008
Hidup manusia selalu dihadapkan pada berbagai pilihan. Ketika muda, kita diharuskan memilih sekolah. Setelah selesai, kita wajib memilih pekerjaan. Lalu memilih tempat tinggal, memilih pasangan hidup, bahkan juga memilih partai politik untuk menyalurkan aspirasi kita. Kadang kita bingung, apa pegangan atau parameter kita dalam memilih ini.
Rasulullah mengajarkan do'a yang bisa ditarik hikmah yang dalam. Do'a itu sering dibaca orang seusai shalat. Bunyinya, "Allahumma inni as'aluka salamatan fid dien, wa 'afiyatan fi jasadi, wa ziyadatan fi 'ilmi, wabarakatan fi rizqi, wa taubatan qablal maut." Do'a ini bisa kita jadikan tips memilih ala Rasulullah.
Yang pertama, salamatan fid din, pilihan itu harus menyelamatkan agama kita. Kita masih bisa mengkaji Islam, masih bisa ibadah, masih bisa menutup aurat, masih bisa menjauhi yang haram, dan menjalankan yang wajib, termasuk untuk berdakwah. Rugi kita memilih sekolah yang keren, tapi nanti merusak aqidah kita. Demikian juga dalam memilih tempat kerja, rumah, atau jodoh.
Kedua, afiyat fi jasadi, pilihan itu harus mampu menjaga kesehatan kita, tidak mengikis tubuh kita sedikit demi sedikit tanpa makna. Apa artinya penghasilan tinggi, tapi badan hancur, sampai nggak bisa ibadah lagi, sehingga kebahagiaan tidak berkelanjutan
Ketiga, ziyadatan fi ilmi, pilihan itu meningkatkan pengetahuan dan pengalaman kita. Kita bergaul atau bekerja tidak untuk makin bodoh. Jadi, pilih lingkungan kerja atau pergaulan yang meluaskan wawasan maupun ilmu kita, sebagai bekal amal shaleh kita. Karena tiada amal kecuali dengan ilmunya.
Keempat, barakatan fi rizqi, pilihan itu membawa berkah dalam rizki kita. Rizki kita itu tidak cuma yang berujud materi, tapi juga yang non materi, seperti udara yang segar, suasana aman dan tenang, istri yang shalihah, dan seterusnya. Apa artinya pilihan dengan penghasilan besar dan fasilitas mewah, bila lalu jarang ketemu anak istri, sampai akhirnya rumah tangga seperti neraka.
Kelima, taubatan qabla maut, pilihan itu masih memberi ruang kepada kita untuk memperbaiki diri, taubat, atau bahkan bila perlu menarik diri (mundur) secara baik-baik, bila ternyata ada sesuatu yang haram atau membahayakan di dalamnya. Ada bidang 'profesi' yang praktis tidak memberi peluang exit seperti ini, misalnya jadi dealer narkoba.
Nah, semua ini dilandasi dengan pengenalan syari'at yang shahih, serta niat yang ikhlas, insya Allah akan menjadikan kita meraih kebaikan dalam pilihan-pilihan kita. Karena semua ukuran baik-buruk, berkah-tidak, tentu saja tidak oleh ukuran manusia yang picik ini, tapi oleh ukuran-ukuran yang ditetapkan Allah dalam hukum syari'atnya.
Allah berfirman, "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. 2 : 216).
Nama-nama Indah untuk Anak Anda
Friday, 9 May 2008
Penulis: Khaddijah A.Q Al-Mutawakkil
Penerbit: Pustaka Al Kautsar
Nama mengandung banyak makna. Rasulullah menyuruh kita memberi nama anak-anak kita yang mengandung makda do'a, pujian dan harapan. Pentingnya nama ini digambarkan oleh sabda beliau:
"Sesungguhnya kamu sekalian pada hari kiamat akan dipanggil dengan nama kamu sendiri dan nama bapak kamu. Karena itu, hendaklah kamu perindahkan nama kamu."
Untuk itulah baguskanlah nama anak-anak kita dengan memilihkan nama-nama yang indah dan islami, bukan sekadar latah mengikut nama-nama orang kafir yang tanpa makna. Buku ini memberikan sejumlah nama pilihan yang sangat cocok buat nama anak dan keluarga anda.
What Does Your Birth Date Mean?
Wednesday, 7 May 2008
Your Birthdate: January 20 |
You are a virtual roller coaster of emotions, and most people enjoy the ride. Your mood tends to set the tone of the room, and when you're happy, this is a good thing. When you get in a dark mood, watch out - it's very hard to get you out of it. It's sometimes hard for you to cheer up, and your gloom can be contagious. Your strength: Your warm heart Your weakness: Trouble controlling your emotions Your power color: Black Your power symbol: Musical note Your power month: February |
Amanat
Tuesday, 6 May 2008
Munsyid: Debu
Ada banjir ada hujan,
Begitu pula kemarau,
Gempa bumi dan longsoran,
Di sini juga di rantau.
Dihancurkan hutan-hutan,
Tanpa hirau akibatnya,
Apalagi lautan-lautan,
Mati karang dan ikannya.
Bencana di mana-mana,
Laut gelora amuk topan,
Mengisyaratkan yang nyata,
Sikap manusia tak sopan.
Lihatlah kebinasaan,
Amanat dikhianati,
Inilah keseluruhan,
Kerugian yang sejati.
Dunia adalah amanat,
Dari Allah pada kita,
Manusia yang berkhianat,
Dan akhirnya dukacita.
Masalah lingkungan hidup,
Adalah masalah akhlak,
Renungkanlah kalau sanggup,
Itulah aturan mutlak.
Yang wajib adalah tobat,
Di seluruh muka bumi,
Yakni tobat masyarakat,
Insan perlu memafhumi.
Bertengkar
Monday, 5 May 2008
Seorang lelaki baru sahaja bertengkar dengan isterinya. Habis bertengkar, secara tiba-tiba sahaja isterinya terus mengemas barang-barangnya ke dalam beg.
"Kenapa ni?" lelaki itu bertanya.
Isterinya terhenti sebentar. Dia merenung lelaki itu lalu berkata, "Kita sudah berkahwin lebih lima belas tahun. Dalam masa itu, rumah ini tak pernah aman. Asyik bertengkar saja. Saya sudah tak tahan. Saya nak tinggalkan rumah ini!"
Lelaki itu berfikir sebentar. Dia kemudian berlari ke dalam biliknya dan membawa keluar sebuah beg pakaian.
"Betul juga kata awak. Saya juga dah tak tahan dengan rumah ini. Saya nak ikut awak keluar dari rumah ini!"
Aku Takut Menikah Karena Belum....
Sunday, 4 May 2008
1. Belum Bekerja
Inilah masalah klasik seputar menikah, terutama bagi pihak pemuda. Ketika sudah merasa cocok dengan seorang muslimah, dan jika ditunda-tunda bisa berakibat buruk, ternyata si Pemuda belum punya pekerjaan untuk menghidupi keluarga kelak. "mau dikasih makan apa anak dan istri kamu, dikasih cinta doang ?!?" Begitulah perkataan sinis yang senantiasa terngiang-ngiang ditelinganya.
Seorang laki-laki memang merupakan tulang punggung dalam sebuah keluarga. Menghidupi seluruh anggota keluarga adalah tangging jawabnya. Rasulullah bersabda, yang artinya, "Bertaqwalah kepada Allahdalam memperlakukan wanita. Sebab kamu mengambilnya dengan amanat allah dan farjinya menjadi halal bagi kamu dengan kalimat Allah. (Menjadi) kewajiban kamu untuk memberi rizki dan pakaiannya dengan cara yang baik." (HR.Muslim)
Dengan demikian, penghasilan dalam suatu keluarga memang diperlukan. Namun sebenarnya, tidak berarti belum kerja kemudian tidak boleh menikah. Allah SWT berfirman, yang artinya, "Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian (belum menikah) diantara kamu, dan orang-orang yang layak menikah dari hamba-hamba sahayamuyang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (Pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui." (Surat An-Nur : 32)
Penghasilan bisa dicari setelah menikah. Yang pertama kali harus dilakukan adalah percaya dan yakin akan janji Allah pada firman-Nya di atas. Tak sedikit pemuda yang susah mencari kerja sebelum menikah, tapi setelah menikah ternyata banyak tawaran kerja dan peluang kerja.
Sebagai persiapan sebelum menikah, kesungguhan dalam menuntut ilmu dunia agar kelak mudah mendapatkan penghidupan yang baik pula untuk dilakukan. Walaupun tak selamanya relevan, kuliah yang baik dan dan prestasi yang bagus masih merupakan suatu modal yang dapat diandalkan dalam mencari kerja. Bagaimana kalau kuliah sudah terlanjur tidak karuan ? Jika sudah begini perlu juga pegang prinsip bahwa pekerjaan kelak tidak harus sesuai dengan bidang yang dipelajari saat ini. Banyak yang dapat rejeki lumayan dari bekerja dalam suatu bidang yang dulu tidak pernal dipelajari dalam jenjang pendidikan formal.
Persiapan lain yang bisa dilakukan adalah kuliah sambil kerja. Sembari menabung, juga bisa untuk jaga-jaga apabila ketika lulus nanti tidak langsung diterima bekerja sesuai bidang yang dipelajari.
2. Belum Lulus
Berbeda dengan yang pertama, masalah yang satu ini bisa menjadi penghalang bagi pihak pemuda dan pemudi. Mungkin seseorang sudah bekerja atau sudah punya prinsip untuk mencari kerja setelah menikah namun ia ragu untuk menikah gara-gara belumlulus kuliah. Bisa jadi pula yang punya alasan seperti ini sang pemudi pujaan hatinya. Bayangan kuliah sambil menikah baginya tampak menyeramkan. Kuliah sambil mengurus diri sendiri saja sudah repot apalagi jika harus ditambah tanggung jawab mengurus orang lain. Ditambah kalau si buah hati sudah lahir dan belum juga lulus kuliah, tampaknya akan tambah repot.
Sebenarnya, menikah tidaklah selalu mengganggu kuliah. Malahan hadirnya pendamping hidup baru bisa menambah semangat utuk belajar. Bisa jadi, sebelum menikah malas-malasan belajarnya, ketika sudah menikah malah tambah semangat dan tambah rajin untuk belajar. Tidak sedikit yang mengalami perubahan demikian, apalagi secara peraturan akademik seorang mahasiswa sudah diperbolehkan untuk menikah. Seorang mahasiswa sudah tidak dianggap ABG (Anak Baru Gede) lagi, tapi AUG (Anak Udah Gede) alias sudah dewasa. Seorang yang sudah dewasa dianggap sudah bisa bertanggung jawab apa yang menjadi pilihan hidupnya.
Memang benar untuk tetap mengadakan persiapan jika mengambil jalan menikah di saat masih kuliah. Yang pertama harus disadari adalah bahwa hidup berkeluarga adalah berbeda dengan hidup sendirian. Tidak pantas jika orang yang sudah menikah tetap bebas, lepas, menelantarkan keluarganya sebagaimana dulu bisa ia lakukan ketika masih lajang. Orang yang menikah sambil kuliah juga harus pandai-pandai mengatur waktu antara tanggung jawabnya dalam keluarga dan dalam belajar. Selain waktu, manajemen pemikiran juga solid, karena begitu menikah masalah-masalah dulu yang belum ada mendadak bermunculan secara serentak. Bagaimana memahami pasangan hidup baru, bagaimana jika hamil dan melahirkan, bagaimana mendidik anak, bagaimana mencari rumah -nebeng mertua atau cari kontrakan-, bagaimana bersikap kepada mertua, tetangga dan lain-lain, apalagi masih harus memikirkan pelajaran.
Pusing....? Semoga tidak. Sebenarnya menikah sambil kuliah bisa disiapkan sejak hari ini, bahkan juga sudah sejak SD. Modal awalnya adalah manajemen diri sendiri. Ketika seorang sudah sejak dahulu berlatih untuk hidup mandiri, akan mudah baginya untuk hidup berkeluarga. Misalnya saja sudah sejak SD bisa mencuci pakaian dan piring sendiri, mengatur waktu belajar, berorganisasi, dan bermain, mengatur keuangan sendiri, dan sebagainya. Kesiapan juga bisa diraih jika seseorang biasa menghadapi dan memecahkan problem hidupnya. Karena itu perlu organisasi dan bersaudara dengan orang lain, saling mengenal, memahami orang lain dan membantu kesulitannya.
3. Belum Cocok
Mungkin pula sudah lulus, sudah kerja, sudah berusaha cari calon pasangan tapi merasa belum menemukan pasangan yang cocok, sehingga belum jadi menikah pula, padahal sudah hampir tidak tahan ! Ini juga merupakan masalah yang bisa datang dari kedua belah pihak, baik pihak pemuda maupun pemudi. Kecocokan memang diperlukan. yang jadi ertimbangan dasar dan awal tetntu saja faktor agama, yaitu aqidah dan akhlaknya. Allah berfirman, yang artinya :
"Mereka (perrempuan-perempuan mukmin) tidak halal bagi laki-laki kafir. Dan laki-laki kafir pun tidak halal bagi mereka." (Al-Mumtahanah : 10)
Rasulullah juga bersabda, "Wanita itu dinikahi karena 4 hal : karena kecantikannya, karena keturunannya, karena kekayaannya, dan karena agamanya. Menangkanlah dengan memilih agamanya maka taribat yadaaka (kembali kepada fitrah atau beruntung)." (HR. Al-Bukhari, Muslim, dan lain-lain)
Keadaan yang lain adalah nomor dua setelah pertimbangan agama. Namun kebanyakan di sinilah ketidakcocokannya. Sudah dapat yang agamanya bagus tapi kok nggak cocok pekerjaannya, nggak cocok latar belakang pendidikannya, nggak cocok hobinya, warna matanya kok begitu, pakai kacamata, kok hidungnya...dan lain-lain.
Kalau mau mencari kekurangan tiap orang pasti punya kekurangan karena tidak ada manusia yang diciptakan secara sempurna. Sudah cantik, kaya, keturunan bangsawan, pandai, rajin, keibuan, penyayang, tidak pernah berbuat salah.
Ketika seorang pemuda atau pemudi sudah mau menikah, memang seharusnya cari tahu dulu tentang calon pasangan hidupnya ke sahabatnya, saudaranya atau ustadznya, atau yang lainnya, baik kelebihan maupu kekurangannya. Jika sudah tahu, tanyakan pada diri sendiri, apakah bisa menerima dan memaklumi kekurangan serta kelebihan si dia. Rasulullah bersabda, yang artinya,
"Janganlah seorang mukmin laki-laki membenci mukmin perempuan. Bila dia membencinya dari satu sisi, tapi akan menyayang dari sisi lain." (HR.Muslim)
Jadi, jangan hanya melihat kekurangannya saja, tapi juga perlu melihat kelebihannya. Ketika kekurangan sudah bisa diterima, kelebihan akan lebih bisa menimbulkan perasaan suka. Karea itu, jangan sampai sulit nikah karena dibikin sendiri.
4. Belum Mantap
Masalah satu ini juga bisa terjadi pada tiap orang pihak pemuda, pihak pemudi, baik yang sudah kerja atau yang belum, baik sudah lulus atau belum. Pertama kali, perlu diselidiki belum mantapnya itu karena apa, karena tak sedikit yang beralasan belum mantap, ketika ditelusuri larinya juga menuju ketiga masalah 'belum' di atas.
Namun ada juga yang belum mantap karena memang merasa persiapan dirinya kurang baik ilmu tentang pernikahan, keluarga, dan pernik-pernik di sekitarnya. Orang seperti ini malah tidak memusingkan masalah ketiga 'belum' di atas, karena memang dia merasa belum siap dan belum mampu.
Solusinya tidak lain adalah mementapkan dan mempersiapkan diri. Hal ini bisa ditempuh lewat menuntut ilmu tentang pernikahan, dan keluarga, baik dengan menghadiri pengajian, yang membahas masalah tersebut atau dengan membaca buku-buku mengenainya. Penting pula untuk menimba pengalaman kepada orang yang sudah menikah, karena kadang-kadang buku-buku dan ceramah ilmiah dan formal tidak membahas masalah praktis yang detail yang diperlukan agar siap menikah.
Mengapa Tak Mau Berdoa?
Friday, 2 May 2008
Saya tak bisa bahasa Arab, saya malu memimpin doa selepas sholat jamaah bersama isteri saya, apalagi didepan jamaah yang lain.
Pernahkah pengalaman ini menimpa kita? Insya Allah tidak. Tapi andaikata pernah, janganlah khawatir. Sungguh Allah itu mengerti segala macam bahasa. Jangan malu untuk berdoa dalam bahasa Indonesia atau bahasa daerah. Kalau anda hapal doa dalam bahasa arab, saya ucapkan alhamdulillah! Namun kalau anda lebih sreg berdoa dengan bahasa selain bahasa Arab, saya pun berucap alhamdulillah! Yang terpenting adalah kita masih mau berdoa. Kalimat terakhir ini mengundang pertanyaan, Mengapa sih kita harus berdoa?
Allah adalah Tuhan kita satu-satunya. Allah pun dalam Al-Quran mengatakan bahwa Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu (QS 112:2). Dalam surat al-Fatihah kita pun berseru, Iyyaka Nabudu wa Iyyaka Nastain (Hanya kepada-Mu lah kami menyembah dan hanya kepada-Mulah kami mohon pertolongan). Karena itu, kalau ada orang yang mengaku bahwa Allah itu Tuhannya lalu ia tak mau berdoa maka pantas kalau kita sebut orang tersebut orang sombong. Bukankah Allah telah berfirman, Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu (QS 40:60).
Betulkah setiap doa akan dikabulkan oleh Allah? Boleh jadi ada diantara kita yang telah berdoa sesuatu namun tak kita rasakan hasil dari doa tersebut. Pertama, harus disadari bahwa kita ini hamba sehingga tak berhak memaksa Allah. Kita yang membutuhkan Allah; bukan sebaliknya.
Kedua, Allah lebih tahu apa yang terbaik buat kita. Boleh jadi, sebuah doa yang kita minta bila dikabulkan oleh Allah justru ujung-ujungnya dapat menimbulkan kesulitan dalam hidup kita atau mungkin Allah punya ketentuan lain yang tak kita ketahui. Sebagai contoh, Nabi Nuh berdoa agar anaknya diselamatkan dari banjir dahsyat, Tuhan tidak mengabulkannya dan bahkan menegur Nabi Nuh sehingga Nabi Nuh pun berdoa: Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon sesuatu yang aku tidak mengetahui (hakekatnya) dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang rugi. (QS 11: 47) Allah Maha Tahu, maka doa kita kadang kala bukan tak dikabulkan tapi ditunda waktunya, atau malah diganti dengan yang lebih baik. Wa Allahu Alam.
Ketiga, sudah seberapa jauh usaha kita untuk meminta dan memelas pada Allah. Nabi Zakariya sendiri telah puluhan tahun berdoa namun belum dikabulkan Allah. Tapi berbeda dengan kita yang cenderung tak sabar, Nabi Zakariya berkata, Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. (QS 19:4)
Begitulah sikap kita seharusnya: jangan pernah kecewa dalam berdoa. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Aku ini bagaimana persangkaan hambaKu saja... Maksudnya, kalau kita dalam berdoa belum-belum sudah beranggapan bahwa doa ini tak akan dikabulkan, yah begitulah jadinya. Insya Allah kita selalu berbaik sangka dan tak pernah kecewa dalam berdoa.
Dalam berdoa kita diminta untuk berharap-harap cemas (QS 21:90). Artinya, kita berharap doa kita akan dikabulkan, namun disisi lain kita juga cemas kalau-kalau doa ini tidak dikabulkan. Gabungan perasaan inilah yang menjadi etika dalam berdoa. Kita tidak terlalu yakin pasti akan dikabulkan, namun juga tidak putus asa. Etika lainnya adalah kita disuruh berdoa dengan merendahkan diri dan dengan suara yang lembut (QS 7:55). Kalau kita jalani etika berdoa ini insya Allah hati kita akan tergetar dan seringkali tanpa sadar air mata menggantung di pelopak mata.
Pendek kata, berdoalah baik dalam keadaan sehat-sakit, suka-duka, kaya-miskin, berdiri-duduk-berbaring, pagi-siang-malam.
Jangan Memaksa Selera Peribadi Ke Atas Orang Lain
Thursday, 1 May 2008
Ibn Abbas meriwayatkan dari Khalid b. Al-Walid bahawa dia pernah masuk bersama Rasulullah s.a.w ke rumah ibu saudaranya, Maimunah binte Al-Harits. Dia telah menghidangkan kepada Rasulullah s.a.w daging biawak yang dibawa oleh ahli keluarganya dari Najd. Kebiasaan Rasulullah s.a.w ialah beliau tidak mahu memakan sesuatu sebelum mengetahui apa yang akan dimakannya itu. Kaum wanita yang ada ketika itu berpakat untuk tidak memberitahunya agar mereka dapat melihat bagaimana Rasulullah s.a.w merasa hidangan itu. Apabila beliau bertanya ‘Daging apa ini?’ dan beliau pun tahu, beliau membiarkan hidangan itu dan tidak menyentuhnya. Khalid bertanya ‘Adakan ini haram?’ Rasulullah s.a.w bersabda ‘Tidak. Ia hanya bukan makanan kaumku. Maka aku tidak memakannya.’ Khalid berkata ‘Aku lalu ambil hidangan itu dan memakannya sedangkan Rasulullah s.a.w melihat.’ (Riwayat At-Turmuzi)
Petunjuk-petunjuk
1. Antara pengajaran penting bagi kita dari hadits ini ialah berkaitan sikap Rasulullah s.a.w terhadap makanan yang tidak memenuhi selera dan citarasanya tetapi tidak menghalang sahabatnya Khalid yang mahu memakannya.
2. Walau bagaimana sekalipun tinggi kedudukan seorang itu ia tidak mempunyai kuasa untuk mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Allah taala kepada manusia, walau pun perkara yang halal itu tidak memenuhi citarasanya. Sesuatu yang mubah itu hanya dihalang jika ianya membawa mudarat atau menjejaskan maslahat di sisi syara’.
3. Rasululullah s.a.w tidak memaksakan citarasa dan seleranya kepada Khalid dalam persoalan memakan biawak. Maka dalam membimbing masyarakat untuk melakukan dan meninggalkan sesuatu, kita hendaklah berhati-hati agar tidak menerapkan citarasa, selera dan nilai peribadi kita ke atas orang lain atau menuntut orang lain untuk menerima citarasa, selera dan nilai yang dipegang kita sehingga menjadikan sesuatu yang mubah di sisi syara’ menjadi seperti satu perkara yang terlarang atau satu kewajiban yang mesti dilakukan.
4. Hatta dalam perkara-perkara yang sudah pasti dianjurkan oleh syara’ sekalipun seperti melakukan puasa Isnin dan Khamis dan solat-solat nawafil (sunat), kita tidak boleh 'impose' kegemaran kita melakukan ibadah berkenaan ke atas orang lain. Apa yang ia boleh lakukan hanyalah targhib (galakan).
Apatah lagi dalam perkara-perkara yang harus seperti memakai songkok atau tidak, memakai baju Melayu atau baju kemeja. Mereka yang tidak memakai songkok atau lebih gemar memakai baju kemeja dari baju Melayu tidak boleh menjadikannya sesuatu yang piawai (standard) bagi orang lain, demikianlah juga sebaliknya.
5. Kita perlulah berhati-hati bahawa disebalik usahanya menuntut orang lain melakukan sesuatu yang dia inginkan atau meninggalkan sesuatu yang dia tidak suka, terselit disebaliknya sifat-sifat mazmumah seperti perasaan diri lebih baik dari orang lain, orang lain kurang wara’ darinya, dirinya lebih tahu manakala orang lain jahil, degil dengan pandangan sendiri, sempit dada dan lain-lain. Pepatah Melayu ada mengingatkan agar tidak 'tepuk air di dulang, [sehingga] terpercik ke muka sendiri' dan jangan 'meludah ke langit, [akan] jatuh ke muka sendiri' juga.
http://hanifiyah.multiply.com/